Sunday, May 2, 2010

Budi Daya dan Pengolahan Hasil Kacang-Kacangan sebagai Usaha Produktif Wanita di Lahan Kering Daerah Tangkapan Hujan Waduk Kedung Ombo


Masyarakat di lahan kering waduk Kedung Ombo pada umumnya miskin dan berpendidikan rendah. Tanaman kacang-kacangan belum dikembangkan kecuali kacang tanah, walaupun sebenarnya cukup berpotensi. Oleh karena itu perlu diteliti pengembangan budi daya dan pengolahan hasil kacang-kacangan dengan sampel 50 orang wanita anggota P2WKSS dan kelompok tani, yang berkembang menjadi 124 orang pada tahun terakhir. Tujuan penelitian ini ialah mengevaluasi potensi kacang-kacangan yang dikembangkan dengan wawasan lingkungan serta mutu produk olahannya (kecap, tempe, dan produknya), yang selanjutnya diharapkan dapat menaikkan pendapatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman kedelai dapat dikembangkan tanpa pengolahan tanah, menghasilkan 525 kg biji/ha. Tanaman koro benguk tanpa rambatan menghasilkan 1260 kg biji kering/ha, dengan dirambatkan ke pohon menghasilkan biji 10-15 kalinya. Produksi koro benguk meningkat menjadi 19.12 ton biji kering, berarti dapat mencukupi 51% kebutuhan bahan baku kecap, tempe, dan keripik tempe. Kacang tanah perlakuan tanam rapat menghasilkan 728 kg biji/ha.
Dari pengolahan hasil diketahui bahwa kecap koro benguk mengandung protein cukup tinggi, bebas aflatoksin, bebas Cu, Pb, dan Hg, dan cukup disenangi. Protein tempe koro benguk cukup tinggi, lemaknya rendah, dan bebas HCN. Introduksi alat perajang biji benguk dapat meningkatkan mutu tempe sehingga dapat dibuat keripik tempe benguk yang cukup disenangi. Substitusi terigu dengan 20% tepung tempe benguk menghasilkan makanan ringan yang cukup disenangi seperti halnya substitusi 10% tepung tempe kedelai ataupun kontrol. Tempe koro benguk mengandung isoflavon aglukon khususnya faktor II (6,7,4’-trihidroksi isoflavon), yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Teknologi yang dikembangkan khususnya untuk koro benguk telah berhasil memberi tambahan pendapatan per bulan untuk produksi kecap Rp18435, tempe Rp48000, dan keripik tempe Rp80400. Peningkatan pendapatan keseluruhan ialah 59.8%, dari usaha budi daya 33.0%, dan dari pengolahan hasil 358%. Kegiatan ini juga berhasil memasyarakatkan produk dari tempe benguk yang merupakan sumber protein yang murah. Koro benguk baik untuk dikembangkan di seluruh daerah waduk Kedung Ombo, kedelai di daerah tertentu, dan kacang tanah dilakukan dengan tanam rapat dan diusahakan menekan kandungan aflatoksinnya.

0 comments:

Post a Comment

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com