Wednesday, June 14, 2017

DARI TALAGENING UNTUK PURBALINGGA : SEBUAH PERJALANAN

Saat kita memasuki sebuah desa yang berkecukupan, anda pasti merasakan masyarakatnya yang diam. Mungkin karena diam itu emas, jadi banyak diam akan membuat banyak emas yang terkumpul. Masyarakat pada level ini cenderung cuek dengan desanya, dan hanya memunculkan segelintir orang yang sangat keras membela desanya. Mereka cukup berada pada zona nyamannya (EMAS), dan tidak beranjak menuju BERLIAN. Talagening adalah sebuah desa yang sudah "cukup", ia tidak perlu melakukan apapun kalau hanya sekedar menjadi desa yang hidup. Desa kecil di Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga ini tidak memiliki masalah berat. Semuanya sudah berjalan semestinya. Tahun ini segalanya menjadi berubah, kesadaran untuk tidak sekedar hidup, telah membuat Talagening melakukan berbagai cara. Desa ini mulai masuk menjadi kontributor pengembangan kawasan desa lain, mungkin juga kecamatan lain, dan jelas semuanya didedikasikan untuk Purbalingga tercinta. Dalam salah satu rumus pengembangan desa, anda perlu membuat “bom helium” pada masyarakat yang diam, sebuah ledakan terukur yang hanya dirancang untuk membuat kaget dan tidak membahayakan. Ledakan itu membuat yang tertidur menjadi terbangun, yang sedang berjalan lambat menjadi mempercepat langkah, yang sedang berjalan sangat cepat akan terhenti sejenak. Ujung dari semua itu adalah berkumpulnya banyak orang, lintas generasi dan pastilah lintas profesi. Mereka membicarakan satu tema dengan sudut penafsiran yang sangat beragam. Dan sesuai skenario, tema itu akan hilang secara cepat seperti halnya helium, dan berubah menjadi tema yang lain. Tema tentang desa, tema yang selama ini dianggap tidak menarik. (teori pengembangan desa yang partisipatif adalah saat konsepnya lebih banyak "mendengar" suara rakyat, dan bagaimana bisa mendengar jika rakyat tidak berbicara he he he..] Sudah beberapa bulan, desa yang hanya 7 menit ditempuh dari Kota Perdagangan Bobotsari, membuat rangkaian berlian bagi desanya. Potensi desanya mulai dikembangkan sebagai trigger pengembangan desanya. Desa ini melepaskan diri dari siklus masalah yang terus berulang, dengan “urus potensi, masalah diselesaikan”, dan bukan kehabisan waktu dan biaya untuk menyelesaikan masalah dan lupa pada pengembangan potensi desa. (bersambung) mereka sedang membuat Taman Cinta Talagening, Membuat Kampung Lampion (produksi & wisata), Wisata Jembatan Air Warna Warni, Pengembangan Curug Ciputut, Wisata Teknologi Tepat Guna Pompa Hydram, Program Satu Grumbul Satu Komoditas dll

Saturday, June 3, 2017

TAMAN CINTA TALAGENING

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com